Cerita Nabi Muhammad Menerima Wahyu Al Quran Pertama Kali. Dan Apa Hikmahnya Bagi Umat Islam. Kisah Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali di Bulan Ramadhan. dan Peristiwa Nuzulul Quran Yang di peringati setiap tahunnya pada 17 Ramadhan pada bulan Ramadhan.
Cerita Nabi Muhammad SAW Saat Menerima Wahyu Pertama dan Hikmahnya Bagi Umat Islam
Cerita Nabi Muhammad SAW sangat menarik untuk diikuti dan dijadikan sebagai pedoman bagi hidup seluruh umat Islam. Sebagai pemimpin seluruh orang muslim, banyak sekali keteladan Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadikan kita menjadi manusia yang lebih baik.
Allah SWT telah menakdirkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling agung dan paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, atau bertepatan dengan 20 April 570 Masehi.
Kebiasaan Puasa Rasulullah di Bulan Ramadan yang Perlu Diteladani Kisah Jenaka Saat Rasulullah Balas Keisengan Ali bin Abi ThalibDoa Nabi Muhammad SAW Sembuhkan Bagian Tubuh yang Sakit
, Cerita Nabi Muhammad SAW saat menerima wahyu pertama sangatlah menakjubkan. Wahyu pertama itu menjadi pembuka wahyu-wahyu selanjutnya turun, dan menjadi pedoman kehidupan seluruh umat Islam, yaitu Al-Quran.
Kisah Nabi Muhammad Menerima Wahyu, asal muasal Nuzulul Quran. Dari kisah Nabi Muhammad dan Wahyu Pertama bisa dipetik
pelajaran bahwa Allah Menhendaki Umatnya Mempekaya pengetahuna dengan banyak mempelajari alquran.
Cerita Nabi Muahham SAW saat Menerima Wahyu Pertama dan Hikmahnya Untuk Umasi Islam Di seluruh Dunia. Sangat menarik Memang untuk diikuti dan dijadikan sebagai pedoman bagi hidup seluruh umat Islam. Sebagai pemimpin seluruh orang muslim, banyak sekali keteladan Nabi Muhammad SAW yang dapat menjadikan kita menjadi manusia yang lebih baik.
Allah SWT telah menakdirkan Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling agung dan paling berpengaruh sepanjang sejarah umat manusia. Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun gajah, atau bertepatan dengan 20 April 570 Masehi.
Nuzulul Quran Kisah Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama. tiga teori tentang turunnya Alquran. Yang pertama, Alquran memang diturunkan sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia), dan hal ini terjadi pada Lailatul Qadar. Namun, kemudian ayat demi ayat Alquran diturunkan secara bertahap ke bumi. Turunnya Alquran pertama kali ke bumi inilah yang kemudian disebut Nuzulul Quran.
Menurut perkataan Ibnu Abbas ra, bahwa "Alquran itu diturunkan pada bulan Ramadan pada Lailatul Qadar secara sekaligus, kemudian diturunkan lagi berdasarkan masa turunnya sebagian demi sebagian secara berangsur pada beberapa bulan dan hari.”
Baca Juga : TV Muslim Pertama Di Dunia Diresmikan Oleh Khalifah Sekarang.
eori kedua bahwa Alquran diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun, sementara Lailatul Qadar hanya turun sekali dalam setahun. Setelah itu ayat-ayat Alquran tersebut dibacakan kepada Nabi Muhammad sesuai dengan kebutuhan umat.
Teori berikutnya, teori ketiga, menyatakan bahwa Alquran turun pertama kali pada Lailatul Qadar. Selanjutnya, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu yang berbeda-beda. Dari ketiga teori tersebut, yang paling banyak dianut adalah teori pertama.
Setelah Rasulullah s.a.w. menerima wahyu pertama, beberapa orang dari kerabat dan sahabat memeluk Islam paling awal. Mereka adalah sebuah jemaah kecil yang secara diam-diam bertekad menyebarkan Nur Ilahi kepada orang-orang.
Ketika masyarakat dan para pemimpin Mekah mendengar perihal jemaah kecil ini, mereka menertawakan dan menganggap orang-orang yang berada di dalam jemaah kecil ini sudah menjadi gila sehingga tidak perlu mengkhawatirkan gerakan jemaah kecil ini.
Namun, seiring dengan berlalunya waktu, kebenaran mulai menyingsing dan seperti yang dikabarkan Nabi Yesaya lama sebelum itu, "hukum ditambah hukum, hukum di atas hukum, syariat di atas syariat, syariat disusul syariat, baris demi baris, baris di atas baris, di sini sedikit, di sana sedikit," seperti inilah ayat-ayat mulai turun kepada Rasulullah s.a.w..
Kemudian, Tuhan mulai "menampakkan" dukungan-Nya. Para pemuda mulai tercengang; para pencari kebenaran mulai gelisah dan penasaran. Cemoohan dan ejekan mulai tumbuh menjadi pengakuan dan kekaguman. Para budak, pemuda, perempuan yang malang mulai berkumpul di sekitar Rasulullah s.a.w..
Sebab, dalam amanah dan ajarannya terkandung harapan bagi orang-orang yang terhina, putus asa, dan para pemuda. Para perempuan memandang inilah waktunya untuk menegakkan kembali hak-hak mereka. Para budak melihat hari-hari kemerdekaan mereka telah datang. Para pemuda merasa jalan menuju kemajuan terbuka lebar.
Kemdian ketika ejekan mulai berubah menjadi penghargaan dan rasa acuh menjadi perhatian, para pemimpin dan pembesar Mekah mulai khawatir. Lalu mereka mengadakan pertemuan dan perundingan. Mereka memutuskan bahwa ejekan bukan cara yang tepat dan ampuh untuk menghadapi ancaman perkembangan gerakan baru ini. Akan tetapi, cara yang ampuh adalah dengan kekuatan fisik dan kekuasaan. Mereka memutuskan untuk menjalankan berbagai bentuk aniaya dan boikot sosial.
Pada titik inilah Rasulullah s.a.w. dan jemaahnya tidak lagi dipandang remeh dan gila, akan tetapi dipandang sebagai ancaman terhadap kepercayaan, wibawa, adat - kebiasaan orang Mekah yang selama ini berlaku. Islam menjadi ancaman akan tumbangnya tatanan lama dan akan datangnya tatanan kehidupan baru yang berarti akan lenyapnya pengaruh dan kekuasaan para pemimpin dan pembesar Mekah yang selama ini ada.
Sekarang Islam menjadi tantangan bagi Mekah dan Mekah menerima tantangan itu, seperti musuh para nabi yang salalu menerima tantangan nabi-nabi mereka. Mereka menjawab kata-kata sopan tidak dengan kata kata sopan lagi, tetapi dengan memaki dan menganiaya. Pada saat itulah, mulai "meletus" perlawanan antara keimanan dan kekafiran; kekuatan syaitan menyatakan perang terhadap lasykar malaikat.
Akan tetapi, orang-orang beriman yang masih berjumlah kecil, tak mampu melawan serangan-serangan dan keganasan kaum kuffar. Suatu gerakan yang paling keji dan mengerikan mulai berkobar. Para perempuan dibunuh secara biadab. Laki-lakinya disembelih. Budak-budak belian yang telah beriman diseret di atas pasir dan bebatuan panas. Kulit mereka menjadi keras seperti kulit binatang.
Baca Juga : Khalifah Yang Mersmikan TV Muslim Pertama Di Dunia.
Lama kemudian, ketika Islam telah berjaya di mana-mana, salah seorang dari pengikut-pengikut pertama yang bernama Khabbab bin Al-Arat menanggalkan baju untuk memperlihatkan badannya. Kawan-kawannya melihat kulitnya keras seperti kulit binatang dan bertanya, mengapa kulitnya begitu. Khabbab tertawa dan menjawab bahwa itu bukan apa- apa; itu hanya bekas yang mengingatkan ke zaman awal ketika budak belian yang masuk Islam dihela sepanjang lorong-lorong Mekkah di atas pasir dan bebatuan yang keras dan panas.
Itulah bagaimana di masa awal Islam, masyarakat dan para pemimpin Mekah mulai menganiaya orang-orang yang memeluk Islam. Walaupun demikian, mereka telah memperlihatkan keteguhan iman yang luar biasa yang kemudian mereka pantas mendapatkan ganjaran yang luar biasa pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar